AKTUALISASI PROSES PEMBELAJARAN SENI BUDAYA ( MUSIK )SECARA DARING DI MASA PANDEMI MENGUNAKAN APLIKASI SIBELIUS
A. Pendahuluan
Keberlangsungan pendidikan Sudah diatur dan dijamin oleh Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan undang – undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi tiap tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam pengajaran, dan ayat 2 yang berbunyi Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur oleh undang undang.
Terkhusus dimasa pandemi ini, peranan pelaku pendidikan harusnya beradaptasi dengan beberapa kebijakan pembatasan aktifitas sosal, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat yang diatur oleh pemerintah tujuan menekan penyebaran Virus Covid 19 yang dua tahun terkhir ini melanda Negara kita. Semua Pendidikan dari mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi dilakukan dengan cara jarak jauh ( online ), dan semuan civitas akademika diharuskan bisa beradaptasi dengan keadaan yang ada karena semua mengalami perubahan yang sebelumnya dilakukan dengan tatap muka bertemu langsung sekarang harus dilakukan dengan cara jarak jauh ( online ).
B. Pembahasan
Metode Pembelajaran Seni Budaya dalam masa Pandemi memerlukan penyesuaian dengan mengikuti perkembangan teknologi yang berkembang. Banyak sajian aplikasi yang sangat membantu dalam proses belajar mengajar Seni budaya yang bisa didownload dengan mudah. Khususnya pembelajaran Seni budaya materi Seni musik, kita semua pahami bahwa dalam proses pembelajaran seni musik menuntut dalam kurikulum dalam pencapaian aspek psikomotorik atau praktek yang penerapannya sangat berubah jika di implementasikan dalam pembelajaran daring atau online.
Aplikasi yang sangat mudah kita gunakan dalam membuat komposisi dan aransemen musik adalah Aplikasi Sibelius. Jika kita menilik kembali sejarah, Pada tahun 1986 Ben dan Jonathan Finn, saudara kembar yang berasal dari Britania Raya, memulai membuat perancangan program Sibelius untuk Acorn Archimedes. Penamaan Sibelius berasal dari nama seorang komposer Finlandia, Jean Sibelius, yang merupakan salah satu komposer favorit mereka. Alasan mengapa mereka menciptakan program tersebut karena mereka adalah mahasiswa musik yang kurang menyukai proses menulis dengan tangan.Oleh karena itu mereka membuat sebuah program yang dapat mempermudah penulisan musik. Ben dan Jonathan Finn menjual produk mereka secara luas pada bulan April tahun 1993, dengan memori yang masih kecil, hanya kurang dari 1 MB, untuk sistem operas RISC. Pengguna pertama program Sibelius adalah Richard Emsley, komposer Inggris, yang menggunakannya sebelum rilis dan merekomendasikan Sibelius untuk dipakai oleh para musikus lainnya. Partitur yang pertama kali dicetak adalah Antara, oleh George Benjamin. Pengguna awal lainnya yang cukup dikenal kalangan masyarakat adalah John Rutter, dirigen Michael Tilson Thomas, dan penerbit Musik Sales. Sejak itu, Sibelius dengan cepat mendominasi pasar Inggris.
Dengan aplikasi tersebut kita bisa memodifikasi hasil komposisi dan aransemen kita kedalam format mp3 dan mengirimkan file nya lewat aplikasi pembelajaran sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik. Meskipun banyak aplikasi aplikasi lain dalam membuat komposisi dan aransemen yang lainnya.
C. Kesimpulan
Bagaimanapun tantangan dan tingkat kesulitan dalam proses pembelajaran dalam masa pendemi ini, proses pembelajaran khususnya mata pelajaran seni budaya ( musik ) harus tetap terlaksana demi tujuan dan cita cita pendidikan. Pembelajarn berbasis aplikasi menjadi alternative dalam pelaksanaa pembelajaran untuk melengkapi dan memaksimalkan sistem pembelajaran online. Tulisan ini hanay sedikit dari sekian banyaknya metode inovasi dalam pembelajaran seni budaya disekolah masing – masing.
D. Daftar Pustaka
- Pendidikan di Masa Pandemi – Kompasiana.com ( 2021 )
- SENI & EKSPRESI NGEBLOG: PEMBELAJARAN SENI BUDAYA MASA PANDEMI (aktualisasiseni.blogspot.com)
Sejarah Sibelius yang Perlu Diketahui | Materi Pelajaran
(By : Tim Redaksi)