
PERINGATAN ISRA’ MIRAJ NABI MUHAMMAD SAW 1443H, INILAH MAKNA YANG TERKANDUNG DALAM PERISTIWA TERSEBUT
Sebuah peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam semalam yang disebut Isra Mi’raj menjadi peristiwa penting bagi umat Islam.
Sebuah kisah yang menceritakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa Palestina dan dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha yang menerima perintah untuk menjalankan ibadah salat wajib lima waktu.
Peristiwa yang terjadi pada 27 Rajab tersebut diperingati di Masjid Al-Khawarismi SMA Negeri 7 Balikpapan hari Jumat tanggal 4 Maret 2022 melalui peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443 H dengan tema Mewujudkan Generasi Sekolah Taat Ibadah.

Ketua Panitia Bpk. Drs. Hasan,M.PdI dalam sambutan mengatakan peringatan ini diselenggarakan secara daring dan Luring dihadiri oleh dewan guru, staf administrasi dan 50 siswa dengan ketentuan setiap kelas mengirimkan 2 siswa untuk hadir secara luring dengan menghadirkan pembicara KH. Mursyid Ihsan Suwarno,S.Ag
Kepala Sekolah Bpk. Muryanto,S.Pd,M.Pd dalam sambutannya mengajak kepada seluruh siswa dan warga SMAN 7 Balikpapan untuk menjadikan peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443H ini sebagai momen untuk intropeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dan bertaqwa kepada Allah SWT. Dengan cara memakmurkan Masjid Al-Khawarismi dengan berbagai majelis ilmu dengan dukungan dari semua pihak terutama agen perubahan yaitu Rohisnya.
Selain itu merupakan ujian bagi kita untuk menstranformasikan keimanan yang mendalam bagi semua warga muslim Smanju, ini juga merupakan ujian iman bagi para pengikut Rasulullah SAW pada saat itu serta pertunjukan kekuasaan Allah SWT dan keagungan-Nya. Allah SWT menjelaskan perjalanan ini dalam ayat Al-Qur’an Surat Al-Isra’, 17:1, yang bunyinya sebagai berikut:
“Maha Suci Dia yang membawa hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid al-Aqsha, yang ke sekelilingnya Kami meridhoi Masjid al-Aqsha, tunjukkan padanya tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Dalam tausiyahnya, KH. Mursyid Ihsan Suwarno,S.Ag menyampaikan 4 (Empat) hikmah yang dapat diteladani dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Makna pertama yaitu Sebelum peristiwa Isra Miraj, Saat Nabi Muhammad berdakwah di Kota Mekah beliau diuji oleh Allah SWT dengan kehilangan orang – orang tercintanya serta mendapat penindasan dari kaum Quraisy.
Hal itu sudah ditakdirkan oleh Allah SWT agar Nabi Muhammad menjadi sosok yang tangguh, karena tantangan dakwah nabi Muhammad SAW ke depan akan sangat berat dan penuh tantangan dalam menyebarkan agama Islam
Peristiwa perang badar,perang uhud dan perang lainnya menjadi sejarah bahwa perjuangan dakwah Nabi Muhammad di Madinah penuh tantangan dan berliku .
Nabi Muhammad SAW pada peristiwa sebelum dan sesudah Isra Miraj tidak menyerah dan putus asa bahkan beliau menjadi tangguh,kuat dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam menyebarkan Agama Islam yang penuh tantangan yang berliku. Maka makna yang harus diambil tentang kesabaran yang luar biasa yang dimiliki Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, tidak ada keraguan sedikitpun kepada Allah SWT, memaknai kekuatan, dan melepaskan segala hal yang berkaitan dengan keduniawian ketika menuju Allah SAW.
Makna Kedua Berdasarkan hadist (shahih) yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam bab Kitab Fadhail Ash-Shahabah, bahwa setelah menerima perintah sholat sebanyak 50 kali dalam sehari, nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi musa.
Nabi Musa menanyakan apa yang allah perintahkan kepadamu,lalu Rasulullah menjawab aku diperintahkan sholat 50 kali dalam semalam.
Nabi Muhammad kembali kepada Allah untuk meminta keringanan hingga beberapa kali karena merasa umat nya tidak akan mampu untuk melaksanakan sholat 50 kali dalam sehari, hingga Allah SWT memberikan keringanan sholat 5 waktu dalam sehari.

Makna Ketiga Ujian Percaya Hal Ghaib dan waktu yang mustajab Hikmah Isra Mikraj lainnya yakni sebagai bentuk ujian para muslim untuk percaya hal gaib. Maksudnya, hal gaib yang susah dicerna dengan akal sehat harus dipercayai.Hal ini sebagai penanda ujian bagi orang kafir yang diuji apakah tetap ingkar atau tetap beriman.Malam hari saat keberangkatan Rasul saw. ke langit tentu merupakan waktu terbaik yang dijanjikan Allah. Malam hari juga dipercaya sebagai waktu mustajab untuk berdoa. Doa akan dikabulkan dan makin mendekatkan diri dengan Allah. Berbeda dengan siang hari, hanya Jumat waktu siang yang memiliki keutamaan mustajab mulia dibanding malam hari.
Makna Keempat adalah setelah Rosulullah mendapatkan perintah shalat 5 waktu dalam sehari, maka Nabi diperintah oleh Allah SWT
Shalat jenazah hukumnya fardhu kifayah berdasarkan keumuman perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyalati jenazah seorang muslim. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, ia berkata:

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah didatangkan kepada beliau jenazah seorang lelaki. Lelaki tersebut masih memiliki hutang. Maka beliau bertanya: “Apakah ia memiliki harta peninggalan untuk melunasi hutangnya?”. Jika ada yang menyampaikan bahwa orang tersebut memilikiharta peninggalan untuk melunasi hutangnya, maka Nabi pun menyalatkannya. Jika tidak ada, maka beliau bersabda: “Shalatkanlah saudara kalian” (HR Muslim no. 1619).
Bahkan dianjurkan sebanyak mungkin kaum Muslimin menshalatkan orang yang meninggal, agar ia mendapatkan syafa’at. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Tidaklah seorang Muslim meninggal,lalu dishalatkan oleh kaum muslimin yang jumlahnya mencapai seratus orang, semuanya mendo’akan untuknya, niscaya mereka bisa memberikan syafa’at untuk si mayit” (HR. Muslim no. 947)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:

“Tidaklah seorang Muslim meninggal, lalu dishalatkan oleh empat puluh orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun, kecuali Allah akan memberikan syafaat kepada jenazah tersebut dengan sebab mereka” (HR. Muslim no. 948).
KH. Mursyid Ihsan Suwarno,S.Ag menyampaikan berkali-kali mengharapkan setiap muslim dan muslimah wajib untuk ikut menshalatkan jenazah baik itu keluarga, saudara, tetangga taupun masyarakat sekitar bahkan bila itu orang tua yang meninggal maka anak laki-laki sebaiknya menjadi imam dan semoga selalu istiqomah.

[learn_press_profile]